Senin, 12 September 2011

TAUJIH SYAWAL Ustadz Hilmi Aminuddin

Oleh: Indra Kusumah, S.Psi., M.Si., CHt.
Kemarin Saya menghadiri Silaturahim di Padepokan Madani. Ada wayang Golek dan Taujih dari Pimpinan Padepokan Madani (Ust Hilmy Aminuddin). Saya langsung sharing via kultwit di twitter @Indra_Kusumah. Berikut ini point-point intinya:


  • Ramadhan itu momentum dari Allah utk mukminin dan mukminat melakukan revitalisasi dan redinamisasi kehidupannya sbg muslim & da'i.
  • Semoga ramadhan mengembalikan kita pada fitrah. Dlm kondisi fitrah lebih mudah berkomunikasi dengan Allah SWT.
  • Allah SWT hanya menerima komunikasi efektif dari orang2 yg memelihara fitrahnya. illa man ataLloha biqolbin salim.
  • Diantara fenomena ramadhan yg harus terus kita jaga adalah semangat kebersamaan, makanya ada tarawih berjamaah, I'tikaf bersama dll.
  • Jgn sampai bakda ramadhan hidup kita jadi nafsi2 (individual). Padahal dlm Al Qur'an nafsi2 itu bahasa akhirat. Di dunia kerja sama.
  • Di akhirat, tiap orang lari dari saudara, ibu, bapak, saudara& anak2nya. Setiap orang datang kpd Allah sendiri2, tanpa pendukung.
  • Oleh karena itu ruh amal jama'i harus terus ditularkan kepada masyarakat. Kita jadi daya kohesif (unsur pemersatu) di masyarakat.
  • Bangsa-bangsa nusantara itu disatukan oleh Islam. Faisal Tanjung dari TNI menyatakan islam itu perekat bangsa di Indonesia.
  • Jadilah pemersatu & jangan jadi pemecah belah. Berkumpullah dan bergeraklah. Kalau berkumpul tp tdk bergerak akan terjadi pembusukan.
  • Lihatlah air laut, kotoran dari berbagai tempat berkumpul di situ, tapi karena bergerak maka jadi bersih dan bermanfaat.
  • Bergeraklah dlm jamaah. Berjamaah tanpa beramal jama'i (bergerak) maka akan terjadi pembusukan. Mulai dari busuk mulut (gosip dll).
  • Fenomena Ramadhan lain yg hrs terus dijaga adalah meningkatnya kepedulian sosial. Ada zakat dll. Ini harus terus dikawal & pelihara.
  • Kita harus menyadari bahwa setiap kita berhutang budi kepada sesama. Kita mengkonsumsi jasa ortu, tetangga, teman, kolega dll.
  • Kalau setiap orang hanya ingin mengkonsumsi kebajikan orang lain, akan defisit kebajikan. Terjadi qoswatul qulub (hati yg gersang).
  • Padahal batu yg gersang msh ada yg bermanfaat dg keluar air darinya. Tp hati yg gersang tdk bermanfaat.
  • Bangsa ini defisit kebajikan. Makanya banyak hutang dan diberi oleh bangsa lain. Semoga bangsa ini jd bangsa surplus kebajikan.
  • Mari memproduksi kebajikan shg jamaah ini surplus kebajikan. Yang surplus kebajikan akan menjadi rahmatan lil 'alamin.
  • Somalia terjadi kelaparan, tapi bangsa muslim terbesar ini blm terdengar membantu secara masif. Defisit kebajikan?
  • Fenomena Ramadhan lain yg harus terus di jaga adalah kecenderungan taat. Jgn sampai ramadhan bulan taat, syawwal bulan maksiat.
  • Manusia itu punya potensi kebaikan & keburukan. Dakwah itu optimalisasi potensi kebaikan & meminimalisir bahkan mengeliminir keburukan.
  • Manusia itu memberikan loyalitas kpd yg melayaninya. Oleh karena itu, mari produksi kebajikan shg surplus kebajikan.
  • Ketika bangsa ini sudah surplus kebajikan, maka mihwar dauli-pun menjadi kenyataaan.
  • Ketika bangsa ini surplus kebajikan, maka tidak hanya manusia, binatangpun diperhatikan seperti di zaman Khalifah Umar bin Khattab.
  • "Jika ada keledai terperosok di Irak, maka Umar yg bertanggung jawab" (Umar bin Khattab). Infrastruktur utk binatangpun diperhatikan.
  • Umar jg instruksikan aparatnya utk tebar gandum d bukit2 "Spy tdk ada org yg berkata ada burung kelaparan d negeri muslim", katanya.
  • Demikian jg anaknya, Ibnu Umar, yg tiap hari lempar gula ke sarang semut di samping rumahnya. "Berbuat baik pada tetangga", katanya.

*)sumber: http://indrakusumah.multiply.com/journal/item/26/TAUJIH_KH_HILMY_AMINUDDIN?utm_source=cp&utm_medium=twitter-cp&utm_campaign=indrakusumah

0 komentar:

Posting Komentar